Ada apa dengan Kerbau (Tedong) di Toraja

Kerbau bagi masyarakat Toraja mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Seekor kerbau dewasa dapat mencapai harga puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Kerbau belang atau dalam bahasa Toraja di sebut Tedong Bonga adalah sangat mahal karena keunikan dan keidahan warna kulitnya serta diyakini hanya dapat ditemukan di daerah Tana Toraja. Selain itu kerbau belang ini sangat sulit untuk dikembang biakkan. Kerbau belang jantan jika dikawinkan dengan kerbau biasa belum tentu akan menghasilkan kerbau belang.

Lalu kerbau itu diapakan ?


Kerbau di Tana Toraja adalah merupakan hewan kurban yang dipotong pada saat pelaksanaan upacara adat pemakaman orang Toraja. Dalam kepercayaan penganut Aluk Todolo (agama animisme) semakin banyak kerbau di potong pada saat pelaksanaan upacara kematian, semakin baik dan aman kehidupan orang yang meninggal di Puyo (tempat peristirahatan terakhir), selain itu kerbau dipercaya sebagai kendaraan arwah menuju puyo.

Melihat cara pandang sosial terhadap upacara kematian bukanlah dilihat dari jumlah uang yang dkeluarkan, tetapi jumlah kerbau yang dipotong. Sebab, dari jumlah kerbau itulah orang bisa mengetahui status sosial keluarga yang menyelenggarakan upacara tersebut.
Di zaman moderen ini kebiasaan tersebut masih tetap mendarah daging dan seolah tidak bisa terhapuskan baik dikalangan orang yang sudah beragama Kristen dan Islam.

Di masayarkat Toraja apabila terdapat kerabat yang meninggal maka keluarga yang ditinggalkan memiliki beban moral untuk mengambil bagian didalam pemotongan kerbau sebagai korban walaupun hal tersebut bukanlah suatu keharusan. Pemotongan kerbau tersebut sebagai korban bukanlah tuntutan adat tetapi dimaksudkan sebagai ungkapan rasa kasih yang terakhir bagi orang yang meninggal tersebut.

ARTKEL TERKAIT



0 komentar:

Template by - PongkyToding