Ayah...... bagaimana keadaanmu sekarang?
Apakah ayah sibuk mengurus kerbau?
Apakah ayah sedang mempersiapkan syair tuk sebuah pesta ?
Adakah ayah berdiri di tengah-tengah permasalahan warga ?
Pada sebuah kehidupan yang kau jalani kekal dan menyenangkan?
Dulu, kau selalu tersenyum memandangku
Kuharap sekarang kau masih tersenyum seperti dulu
Saat ku kecil, kau selalu memanjakanku
Kuharap kau senang dengan keadaan barumu
Tak pernah bosan aku datang dengan doa-doa
Ayah......
kau begitu bijaksana
Jerih payah dan cucur keringatmu sangat berharga
Redup tatap matamu pancarkan wibawa
Senyum kasihmu hilangkan gundah
Engkau adalah semangatku menjelma dalam jiwa
Tak pernah terputus kurasa
Waktu begitu cepat berlari meninggalkan sederetan cerita
Ketika sakit yang kau derita sangat menyiksa
Tak pernah sedikit kau merintih
Dengan takdir kau berusaha menahan rasa perih bagai berjuang
Kurasakan dari kuat erat jemari penuh sayang yang selalu membelaiku saat kecil
Tiba kau pergi karena Sang Bapa Sorgawi lebih menyayangmu
Kau tak pernah bosan mengajarkan tentang kehidupan, kesabaran juga ketulusan
Kau panutan dari anak-anakmu
Diakhir sebelum kau pergi mendaku masih engar sayup suaramu lewat telepon genggam.
Walau nafas terakhir kau hembuskan dengan senyuman
Ayah....
Betapa banyak handa taulan menjenguk saat sakitmu
Lebih banyak lagi datang ketika Sang Bapa memanggilmu
Kutahu engkau begitu berharga dimata mereka
Kutahu kau sangat dermawan terhadap orang lain
Sumbangsih dan nasehat yang kau berikan dengan prilaku indah itu
Sekarang engkau telah pergi
Namun, nama dan amal baikmu tetap hidup
Ayah.... .
Kau yang paling kuhormati sosok berwibawa dan sabar menghadapi semua cobaan gigih berjuang untuk kejayaan anak-anakmu tekun mengajar akan arti kejujuran engkau begitu teguh dan tegar menjalani hidup tak pernah menyerah dalam berusaha selalu berbaik sangka pada semua
Kupohon, maafkan aku Ayah
Maafkan semua dosa dan kesalahanku selama ini
Pengabdianku belumlah cukup membuatmu bahagia
Terlebih aku tak berada disisimu saat itu engkau amanahkan harus berbuat lebih dari yang ayah pernah gapai.
Saat kau tegaskan harus pulang membawa cahaya menerangi sanak saudara
Terpatri dalam benak sanubari dan jiwaku
Anakmu harus berhasil dan kembali menjadi pelita
Ayah..... kalimat itu masih hangat dalam ingatanku
Maafkan semua salah yang pernah ada
Maafkan bila belum dapat mewujudkan harapanmu
Percayalah!
Anakmu selalu datang dengan doa pengharapan
Aku berjanji menjadi yang terbaik untuk keluarga dan semua
Didikanmu adalah awal dari keberhasilan yang kuraih
Selamat jalan Ayah, semoga kau di sana lebih baik dan digolongkan orang orang yang beriman
Dekapku dalam doa tulus untukmu disisi-Nya
(Untukmu di sana, semoga Allah menyayangmu seperti kau menyayangiku saat kecil dulu)
Apakah ayah sibuk mengurus kerbau?
Apakah ayah sedang mempersiapkan syair tuk sebuah pesta ?
Adakah ayah berdiri di tengah-tengah permasalahan warga ?
Pada sebuah kehidupan yang kau jalani kekal dan menyenangkan?
Dulu, kau selalu tersenyum memandangku
Kuharap sekarang kau masih tersenyum seperti dulu
Saat ku kecil, kau selalu memanjakanku
Kuharap kau senang dengan keadaan barumu
Tak pernah bosan aku datang dengan doa-doa
Ayah......
kau begitu bijaksana
Jerih payah dan cucur keringatmu sangat berharga
Redup tatap matamu pancarkan wibawa
Senyum kasihmu hilangkan gundah
Engkau adalah semangatku menjelma dalam jiwa
Tak pernah terputus kurasa
Waktu begitu cepat berlari meninggalkan sederetan cerita
Ketika sakit yang kau derita sangat menyiksa
Tak pernah sedikit kau merintih
Dengan takdir kau berusaha menahan rasa perih bagai berjuang
Kurasakan dari kuat erat jemari penuh sayang yang selalu membelaiku saat kecil
Tiba kau pergi karena Sang Bapa Sorgawi lebih menyayangmu
Kau tak pernah bosan mengajarkan tentang kehidupan, kesabaran juga ketulusan
Kau panutan dari anak-anakmu
Diakhir sebelum kau pergi mendaku masih engar sayup suaramu lewat telepon genggam.
Walau nafas terakhir kau hembuskan dengan senyuman
Ayah....
Betapa banyak handa taulan menjenguk saat sakitmu
Lebih banyak lagi datang ketika Sang Bapa memanggilmu
Kutahu engkau begitu berharga dimata mereka
Kutahu kau sangat dermawan terhadap orang lain
Sumbangsih dan nasehat yang kau berikan dengan prilaku indah itu
Sekarang engkau telah pergi
Namun, nama dan amal baikmu tetap hidup
Ayah.... .
Kau yang paling kuhormati sosok berwibawa dan sabar menghadapi semua cobaan gigih berjuang untuk kejayaan anak-anakmu tekun mengajar akan arti kejujuran engkau begitu teguh dan tegar menjalani hidup tak pernah menyerah dalam berusaha selalu berbaik sangka pada semua
Kupohon, maafkan aku Ayah
Maafkan semua dosa dan kesalahanku selama ini
Pengabdianku belumlah cukup membuatmu bahagia
Terlebih aku tak berada disisimu saat itu engkau amanahkan harus berbuat lebih dari yang ayah pernah gapai.
Saat kau tegaskan harus pulang membawa cahaya menerangi sanak saudara
Terpatri dalam benak sanubari dan jiwaku
Anakmu harus berhasil dan kembali menjadi pelita
Ayah..... kalimat itu masih hangat dalam ingatanku
Maafkan semua salah yang pernah ada
Maafkan bila belum dapat mewujudkan harapanmu
Percayalah!
Anakmu selalu datang dengan doa pengharapan
Aku berjanji menjadi yang terbaik untuk keluarga dan semua
Didikanmu adalah awal dari keberhasilan yang kuraih
Selamat jalan Ayah, semoga kau di sana lebih baik dan digolongkan orang orang yang beriman
Dekapku dalam doa tulus untukmu disisi-Nya
(Untukmu di sana, semoga Allah menyayangmu seperti kau menyayangiku saat kecil dulu)
3 komentar:
aih, penasaran neh, siapa ya, turut mengenang ambe' ya,....
Salam, Palimbunga Fmly....
salam balik
Terima kasih
salam balik
Terima kasih
Posting Komentar