Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita terkadang gampang menyaksikan fenomena yang terjadi di negara ini. Banyak pemimpin bangsa yang seharusnya menjadi teladan dan panutan rakyat, tetapi satu demi satu digiring ke penjara. Kita pun menjadi galau dengan masa depan bangsa ini. Akan mewarisi apa kelak anak cucu kita? Utangkah? Kemiskinankah? Atau apa?
Akan tetapi, kalau ditanya balik, apa sumbangan positif kita untuk bangsa ini? Kita akan gagap menjawabnya. Malahan kita balik bertanya, siapakah saya ini, sehingga dapat memberikan sesuatu yang positif? Apakah memang benar, kita tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk bangsa kita?
Saya kira tidak. Sekecil apa pun, kita bisa berperan dan memberikan sumbangan positif pada bangsa ini, asal mau. Mulailah dengan berdoa, baik secara pribadi, maupun menggalang rekan-rekan di persekutuan. Namun, jangan asal berdoa. Bukankah doa "klasik" kita setiap minggu di gereja, adalah berdoa agar Tuhan memberikan hikmat kepada pemimpin negara agar bisa memimpin rakyat dengan bijaksana?
Dalam Mazmur 20:1-9 adalah salah satu contoh doa umat agar Allah melindungi raja. Doa ini disertai dengan pemberian persembahan dan korban bakaran sebelum berperang. Tujuannya bukanlah untuk meminta pengampunan dosa, melainkan untuk mencari perkenan Allah. Ketika Allah merespons, Dia akan menyatakan kehadiran dan perkenan-Nya dengan memberikan kemenangan kepada raja. Di samping berdoa, kita juga harus menyumbangkan sesuatu (sekecil apa pun) untuk bangsa kita. Hal itu dapat kita lakukan dengan memulai kontribusi dari kota tempat kita tinggal saat ini
DALAM KEADAAN KRITIS,
MENGELUH TIADA HENTI JUSTRU MEMBUAT KITA LETIH
DAN TAK MAMPU MEMBERI ARTI
0 komentar:
Posting Komentar